***(Cakrawala Aksara Gusti De Grun)***
Expresikan Imaginasimu!!!!

Jumat, 23 Desember 2011

Hari-hariku Tanpamu #Part 2


# Hari ke empat tanpamu

Pagi ini aku memeriksa tumpukan kerajinan tangan anak-anak, karena hari ini adalah hari terakhir untuk pengumpulan nilai raport. Dan terburu-buru masuk ke kelas, memberikan tugas untuk nilai tambahan. Alhamdulillah... perhitungan nilai selesai. Tinggal pulang dan bersiap-siap untuk asistensi kembali, tapi ibuku mengajak untuk pergi ke puskesmas.

Tapi tiba-tiba ada sms, “Teteh lagi dimana?” dan ternyata sms dari adikmu.

Kenapa? Ngambil raport ya?” aku bertanya, karena hari itu adikku juga dibagi raport.

“Iah, harus diambil sama orang tua, kalau g g dikasihin”,

“ya, nanti ke sana Insyaallah...”,

ya tapi sekarang, soalnya keburu udahan”

” ya nanti juga bisa langsung didatangi wali kelasnya”

Adikmu terus-terusan sms... akhirnya dengan terburu-buru aku balas smsnya..”Tunggu za sekitar 5 atau 10 menit lagi”. Kau tau bagaimana sifatnya...

Setibanya di sana... katanya raportnya sudah diambil karena izin dari istri mudir. Lalu, sms darimu datang, memintaku untuk mengambilkan raport adikmu dengan bahasa yang sungguh formal. Sakit rasanya hati ini, kau menganggapku sebagai orang lain, dengan panggilan yang berbeda. Tiga hari tanpa sms, sekalinya sms seperti ini. Badanku begitu lemas, kepala terasa pening, dan hatiku... hatiku tentu saja berdetak tak beraturan. Aku hanya bisa diam, diam menyimpan dalam-dalam perasaan sakit ini. Dan terlintas dalam fikiran kamu sudah tak mencintaiku lagi...

Aku, adikmu dan temannya pergi mencari makan... dan aku tak berkata banyak... karena hati dan fikiranku masih tertuju padamu... tertuju pada sebuah luka...

Aku pergi ke kampus untuk asistensi, terasa malas sekali... terasa lelah sekali... tapi yang paling ku rasa terasa sakit sekali... mencoba melupakan semuanya sejenak... dosennya tak ada, mau tidak mau aku yang harus menerangkan materi hari... Entahlah, kau hanya berusaha...

Praktikum berakhir, tapi rasa malas dan sakit masih menyertaiku... sungguh tak nyaman, tak bisa melakukan hal apapun. Dan membosankan berada di tempat ini, tapi urung rasanya hati untuk melangkah pulang.

Kembali ke rumah, berharap ada ketenangan yang menyelimuti jiwa. Tapi, harapan tinggal harapan... batinku semakin tercabik-cabik, fikirku semakin tak menentu. Masalah yang disebabkan adikku, bertambah... menyiapkan telinga untuk mendengarkan khutbah di malam yang penuh kelelahan itu. Tiba-tiba adikku yang kecil pulang, menangis karena HP nya hilang. Bertambahlah masalah di malam itu, belum nenekku yang ikut-ikutan berkomentar. Argghhhhhhhhhhhhhhhh....penat rasanya kepalaku, sakit rasanya hatiku, situasi ini membuatku bertambah tak nyaman. Sikapmu, tugas-tugasku, aktifitasku, masalah di rumahku., masalah di kampus, dengan temanku, dengan dosen. Semua ini membuatku semakin tak tahan lagi... Aku ingin pergi... lagi aku ingin segera pergi dari semua ini...

Malam ini, bertemankan air mata yang tak mampu lagi aku tahan... tak ada tempat untukku berbagi... tak ada lagi yang bisa ku percaya... aku sendiri...bertemankan malam yang sepi dan terlelap dengan sakit yang membekas dalam di hati...

#Hari ke lima tanpamu

Mungkin lebih tepatnya, beberapa bulan tanpamu. Kehilangan dirimu yang dulu....

Pagi ini semua terasa tak menarik lagi, tak ada satupun hal yang mampu membuat semangat ini bangkit lagi. Masih merasakan sakit...

Kuliah, dengan fikiran yang masih tak terarah...

Tak ada tempat yang nyaman lagi kini, menghindari semua orang dan menyendiri di musahala ini. Entah harus bagaimana aku sembuhkan luka, luka itu begitu dalam dan mencapai puncaknya. Tak ada tempat yang membuatku nyaman, tidak di rumah dan tidak pula di kampus, tak ada manusia yang bisa membuat hatiku tenang saat ini. Aku hanya menikmati luka dan berharap semua ini segera berakhir, dan aku tetap mampu bertahan meski tanpamu di sisiku...

Tapi aku masih sakit, dan entah kapan luka ini akan sembuh... Aku tlah lelah...

Siang masih berlangsung, menunggu anak-anak kampus yang tak kunjung datang, jadwal keputrian. Harapanku semakin luntur, semangatku semakin pergi menjauh. Segala usaha sia-sia, tak ada yang menghargainya. Aku sungguh lelah untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi siapapun, begitu juga untukmu. Karena apapun yang aku lakukan semuanya tak berarti, apalagi untukmu. Sungguh aku benar-benar lelah menghadapi hidup ini... dada ini semakin sesak dan tak tahan untuk segera pergi sejauh mungkin... Hanya beberapa dosen dan staf yang hadir, tak apa dari pada tidak sama sekali.

Dua teman asisten menhampiriku, membicarakan masalah “honor” yang katanya tak sesuai dengan waktu yang kami luangkan. Sedangkan asisten lain mendapatkan honor yang lebih, mau tidak mau harus meluruskan masalah ini selesai kuliah nanti. Di waktu kuliahpun fikiran masih tertuju pada hati yang merasa kosong dan kehilangan harapan. Selesai kuliah, bergegas menuju jurusan (protes ke bapa kajur). Setelah perdebatan yang cukup panjangm akhirnya protes kami diterima dan mau tidak mau tugas baru menyusun jadwal pelaksanaan praktikum yang telah berlangsung.

Senja tlah datang, rasa malas kembali menyerang tak mau pergi. Merasa tak nyaman berada di kampus dan merasa enggan untuk pulang. Sungguh tak nyaman..

Pun malam ini, tak ada lagi sms darimu bahkan untuk sekedar menanyakan kabarku. Mungkin semua ini tlah berakhir, semuanya cukup sampai di sini. Ingin rasanya menangis, berteriak dan berharap aku bisa melupakan semua ini. Semua yang terjadi menghancurkan harapan dan semangatku. Beberapa hari tanpamu pun terasa tak nyaman, bagaimana jika harus selamanya kehilangan dirimu. Aku tak tau, tapi aku tak boleh terus seperti ini. Bagaimana jika taqdirku bukan denganmu, membayangkannya pun aku tak sanggup, bagaimana jika semua itu menjadi kenyataan.

Aku terluka, karena ternyata kamu tak peduli sedikitpun kepadaku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar