Sakit ini
kembali menyeruak ke permukaan, entah mengapa perasaan ini tak mampu lagi untuk aku tahan dan ku kubur
dalam-dalam. Aku lelah...
Gelombang ombak
dalam hati ini begitu bergulung hebat memecah keteguhan hati yang telah lama ku
bangun, membawa pasir-pasir kepercayaan tenggelam dalam lautan kepedihan. Entah
mengapa, dada ini terasa sesak seakan berjuta ton benda menimpa diri. Apa aku harus
lari dari kenyataan, ataukah tetap terdiam. Dan akhirnya aku bertanya jauh
dalam diri ini, akankah ku tetap
bertahan? Ataukah aku lepaskan semua keyakinan ini?
Impian ini...
impian ini terlalu jauh untuk digapai... impian ini, impian ini terlalu abstrak
untuk diraba dan diterka... impian ini, impian kita, atau mungkin hanya
impianku saja...
Aku termenung
sendiri, entah bagaimana hatimu di sana... mungkin tidak, hatimu tentram
tanpaku... atau, kau sibuk tenggelam dalam duniamu...
Jauh, semakin
dalam aku membuka lembaran kisah ini... begitu penuh perjuangan, begitu banyak
kebencian dan cercaan. Ah mungkin mereka
benar, aku tak layak untukmu... aku tak layak untuk laki-laki sepertimu... kau
tau? Mereka memandangku.... terlalu tak layak untuk bersamamu, mungkin kau
memang pantas mendapatkan yang terbaik.
Perjuangan ini,
penuh air mata... aku coba bertahan menghadapi semuanya, meski terkadang
perasaan ini selalu datang menggoyangkan hati yang rapuh, mungkin, mungkin
perasaan ini hanya milikku saja...
Perjuangan ini
belum berakhir, perjuangan untuk bershabar dalam penantian, dan perjuangan
untuk mendapatkan perhatian dan cinta darimu... Ah aku merasa menjadi pengemis cinta...
Semuanya
memuncak, aku sendiri,,, selalu sendiri... aku sakit, dan sakit ini tak pernah
aku rasakan sebelumnya, aku merasa tak berharga untukmu... kamu tak
membutuhkanku...
Aku lelah, aku
lelah, sungguh aku lelah...
Pada penantian
yang tak pernah kunjung usai... aku lelah pada penantian yang tak dapat ku
lihat akhirnya, aku lelah, aku lelah pada penantian yang tak pasti... dan
apakah kau juga menanti?
Aku lelah, aku
lelah, sangat lelah...
Pada hati yang
mencoba selalu memahami, aku lelah pada hati yang selalu menutupi... aku lelah,
pada hati yang selalu mencintai...
Aku lelah, aku
lelah, aku begitu lelah...
Pada mata yang
selalu menatap harap, aku lelah ada mata yang selalu menitikkan air mata...
pada mata yang selalu merindukan untuk menatap dirimu...
Aku lelah,
sungguh lelah, sangat lelah, aku begitu lelah...
Pada fikir yang
terus menampakkan bayangmu, pada lisan yang mengucap namamu, pada jiwa yang
begitu tak tentram karena mengharapkanmu...
Aku akhiri saja... atau aku diam saja dan
menikmati luka...
Aku tak tau
harus bagaimana, ketiadaanmu membuatku tak ada... dan aku bertanya Mengapa aku seperti ini? Aku tak pernah
merasakan seperti ini...
Mungkin terlalu
cinta...
Mungkin, lalu bagaimana? Harus aku hilangkan perasaan
ini? Bagaimana caranya? Bertahun-tahun rasa ini ada, aku berusaha untuk
menghapusnya, tapi... sedikitpun rasa ini tak hilang, malah bertambah semakin
besar...
Apa aku harus
membencinya? Bagaimana caranya?
Menghilangkan
sedikit demi sedikit perasaanku, tapi bagaimana? Aku tak mau terus larut dalam
sakit, aku tak mau terus berharap pada sesuatu yang tak pasti, aku tak mau
terus menerus kecewa... karena hatiku sendiri...
Ah... aku harus coba untuk tak terlalu
bergantung padanya... untuk tak terlalu mencitainya...
Aku lelah...
Tuhan, aku merasakan lelah yang teramat
sangat... aku merasa tak ada jalan, aku merasa sendiri... Seandainya bisa aku
titipkan hati ini pada-MU... hati yang tak ku mengerti inginnya... biar ku
titipkan hati ini, dan ku ambil saat dia mengucapkan iqrarnya...