***(Cakrawala Aksara Gusti De Grun)***
Expresikan Imaginasimu!!!!

Senin, 21 Mei 2012

Terlalu sering ngaca - ke masa lalu

Berkaca ke masa lalu emang membuat diri kita jadi lebih waspada supaya gax jatuh ke lubang yang sama. But, lama-lama kondisi seperti ini (yang terlalu sering nengok ke masa lalu) bikin hidup kita yang sedang berjalan terkadang kacau oleh persoalan yang sebenrnya gax real dalam hidup kita. Seperti apa yang sedang terjadi di kehidupanku.
Dua kali disengkuhin. "hemzz ini satu hal yang aku sesali"_PACARAN_. Yupz bagaimana gax? baru menginjak serius aja uda berani selingkuh, dan tentunya dengan ciri-ciri perselingkuhan. (Next time aku bahas ditulisanku berikutnya). Episode itulah yang sebenernya buat aku ketakutan, takut terulang lagi.
Aku dibentuk jadi pribadi yang possessive, negative thinking, gak percayaan, dan jadi was-was. kadang cape sendiri. Tapi kalo inget kejadian masa lalu, ya gax ada yang gax mungkin. mungkin za sesuatu yang sama itu terulang lagi. Begitu terus mengalir difikiranku. akupun menjadi seorang yang tertutup. Sangat sensitive, pun ketika temanku melontarkan perkataan yang membuatku kembali ke bayang-bayang masa lalu, sontak aku menutup diri dan menghindar. Aku marah, meskipun aku tau dia hanya bercanda, tapi ada rasa tak nyaman yang tiba-tiba menyeruak ke dalam perasaan. Aku tak mengerti mengapa semua perasaan ini tiba-tiba berubah 180 derajat. Aku berfikir, capek juga ya jadi ci aku. Terlalu khawatir dengan hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Tappi aku sendiri juga gax tau mesti bagaimana. Pengkhianatan membuat semuanya berubah, karena ternyata sahabat yang dipercayai, orang yang dicintaipun tak setulus apa yang dia ucapkan. 
Bagiku, kaca yang telah pecah itu tak dapat diubah menjadi utuh kembali. sekalipun dapat disatukan dia tak akan pernah sama seperti sedia kala, itulah kepercayaan. Yang begitu sulit dikembalikan ketika ia hilang. Tapi kini aku tak ingin masa lalu itu kembali menghantuiku, aku tak ingin percayaku padamu memudar. Aku juga tak ingin khawatirku terlalu berlebih.
Hanya berharap, semoga semua ini tak terulang kembali. Semoga cermin kepercayaan ini tak pecah kembali.
Semoga....    

Meskipun kini hal yang sama terjadi lagi. Dengan sikapmu yang berubah dan dengan semua hal yang terlalu banyak membuatku bertanya jauh ke dalam hati. Haruskah aku tetap mempercayaimu? Apa tak ada dusta dan pengkhianatan lagi? Ingin rasnya bertanya langsung dalam hatimu, atau ku lihat saja. Karena kau tak dapat melihat cinta di matamu untukku seperti aku melihat cinta di matamu untuknya. Apa aku terlalu bermimpi merajut cinta dengan pria sepertimu. Atau aku berharap kau meminangku dan menjadikanku sebagai permaisyurimu, padahal kenyataannya aku sama sekali tak pantas untuk itu. Aku merasa tak pantas, tapi aku merasa sakit jika.... Jika apa yang aku takutkan kini terjadi. Aku tak tau lagi apa yang hendak aku lakukan, haruskah aku tetap percaya atau ......