***(Cakrawala Aksara Gusti De Grun)***
Expresikan Imaginasimu!!!!

Selasa, 27 Desember 2011

Hari-hariku Tanpamu #Part 4

#Hari ke tujuh tanpamu

Masih, masih tak ada sedikit jawaban darimu. Sungguh gila aku berharap seperti ini... mencintai seseorang bertahun-tahun lamanya tanpa aku tau perasaan yang sesungguhnya. Bahkan ragu untuk pergi jauh, tapi untuk apa aku masih di sini, tak akan ada yang menghampiriku atau membutuhkanku di sampingnya. Aku mempersiapkan semuanya, mencoba melepaskan semuanya, berharap saat kembali nanti perasaan ini sudah hilang.

Masih ku lirik telepon genggamku, tak ada, dan tak akan pernah ada. Sudahlah... berhenti berharap, rasa sakit ini sudah terlalu dalam menggerogoti hati. Aku pergi dengan perasaan yang tak bisa aku kendalikan lagi. Ini terakhir kalinya aku menghubungimu, pamit dan meminta maaf, menyerahkan semua keputusan di tanganmu, karena keputusanku tak akan berpengaruh apa-apa bagimu. Lagi-lagi tak ada, tak ada ucapan apapun. Aku mencoba melupakan semuanya dalam kebisuan, tapi percuma selama perjalanan dan sampai di tempat tujuan, rasa dan ingatan ini masih tertuju padamu, ada apa denganku??? Aku tak pernah seperti ini sebelumnya, aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Mengapa harus kamu, kamu yang tak peduli sedikitpun padaku.

Tak ada signal sama sekali, mungkin ini taqdir, agar aku tak berharap kau menghubungiku, karena itu tak mungkin. Hanya harapan kosong. Aku sendiri, sore itu aku masih sendiri, di tempat yang begitu jauh. Aroma khas yang menyejukkan, butiran pasir yang halus, Deburan ombak yang kian besar, yang aku harap dapat melupakanku tentang dirimu. Terbawa ke laut lepas, bersama ombak yang menggulung kian besar. Namun, ternyata ombak itu menghempaskan kembali perasaanku padamu. Masih dirimu, dan hanya dirimu. Di sini aku tak berkawan, hanya berkawan angin, pasir, deburan ombak, dan berkawan sepi. Di laut lepas itu masih terlihat bayangmu, masih terdengar suaramu. Arghhh mengapa aku tak bisa melupakanmu...

Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya, namun tak bisa... semuanya telah tersimpan dalam hati. Menatap kosong senja yang menghias sore, begitu indah tak seperti hatiku. Deburan ombak yang terhempas ke pantai, membuatku sungguh berharap rasa ini terhempas, aku tak tahan lagi... aku tak sanggup lagi... namun air mata ini tak sanggup lagi menetes, semuanya tlah habis, meski sakitnya belum habis dan sembuh dari hatiku...

Malam menjemput bintang-bintang untuk hadir menemaniku, namun aku masih saja merasa sendiri. Sampai mata terpejam dan malam berlalu, namamu masih ada di hatiku. Ah...kapan kamu pergi dari fikiranku??? Aku merasa lelah selalu memikirkanmu, tapi kamu tak memikirkanku...

Dalam mimpi pun masih berjumpa denganmu...

# Hari ke delapan tanpamu

Pagi itu hingga siang, masih ku habiskan waktuku sendirian... berusaha melupakanmu...tapi kenyataannya kamu kamu dan kamu yang masih ada di fikiranku...

Sendirian di tepi pantai, terdiam dan semua kenangan bersamamu tiba-tiba datang dan akan ku coba ikhlaskan semuanya meskipun sulit. Arghhhh mengapa aku terus memikirkanmu.

Di tengah perjalanan pulang, mendapati beberapa sms. Salah satunya darimu, dan kamu bilang hanya ingin sendiri. Ya aku tau betul, kehadiranku hanya akan mengganggumu, kamu tak membutuhkanku. Berhenti, berhenti berharap dan berhenti bertahan. Aku tak mau mengganggumu, karena kenyataannya kamu tak membutuhkanku sedikitpun. Lalu untuk apa aku terus mengharapkanmu. Ah aku tak tahan lagi...

Sampai kembali ke rumah, terlelap dalam buaian panjang dan masih berusaha keras melupakan semuanya.

# Hari ke sembilan tanpamu

Bangun dengan badan yang remuk, sakit sekali. Tapi tak seberapa dengan sakit yang hatiku rasa. Ah lebay...

Seharian ini perasaan tak menentu, badan yang sakit, hati yang sakit dan perasaan sendirian ini membuatku tak bersemangat menjalani hari. Kehilangan arah, lebih tepatnya. Sampai detik ini tak ada kabar darimu.

Tadi siang sempat ku tengok sedikit, katanya kamu kurang sehat. Tapi, urung untukku bertanya, kamu tak membutuhkanku. Lalu untuk apa aku ada. Ketika ada masalah justru kehadiranku mengganggumu, berbeda denganku yang justru sangat membutuhkanmu. Aku menyadari bahwa aku sendirian di sini, tak ada satu pun teman. Tak ada yang membutuhkanku. Lelah rasanya...

Malam ini saat aku menggoreskan pena ini, satu pesan untukku dari facebook... hanya selamat malam darimu. Entahlah seperti apa perasaanku, tapi aku tak mau terlalu berharap lagi. Karena masih merasa aku tak berarti di matamu, masih tak ada pesan untukku. Mungkin semuanya tak akan pernah bisa kembali sepeti dulu lagi...

Mengapa aku membutuhkanmu... sementara kamu tidak membutuhkanku...

Sabtu, 24 Desember 2011

Hari-hariku Tanpamu #Part 3


# Hari ke enam tanpamu

Masih belum ada tanda-tanda kamu mengingatku....

Pagi itu terbangun dari lelap tidur karena letih menangisi dirimu... tampak bukan sesuatu hal yang pantas untuk ku lakukan. Padahal aku sendiri tak tahu bagaimana perasaanmu di sana...

Mata ini masih sembab, tapi tugas yang harusnya tadi malam aku kerjakan belum aku sentuh sedikitpun, karena lagi-lagi aku memikirkanmu...

Setelah selesai dengan urusan mencuci, kembali ku nyalakan laptop. Tapi lagi, aku tak bisa berfikir apa-apa selain dirimu. Sungguh ada apa dengan diriku, perasaan sakit yang tiba-tiba menyeruak ke dalam dada. Membuat nafasku terasa berat dan aku hanya mampu terdiam di depan layar komputer.

Dosen yang sudah aku anggap sebagai kakakku sms, menceritakan kelanjutan masalah rumah tangganya yang katanya istrinya cemburu karena mantannya dan mengatakan sering berhubungan lewat Facebook. Fikirku masih tertuju padamu, beberapa bulan yang lalu akupun mengalaminya. Dia memintaku untuk menghapus beberapa inbox dan pesan yang tak perlu, lebih tepatnya pesan dari mantannya... dia memberiku alamat email dan password facebooknya.

Dan ketika ku buka...

Astagfirullah... satu fikiranku apakah semua laki-laki seperti ini? Berbuat dan berkomunikasi seperti ini di belakang wanita yang dicintainya? Apakah dirimu sama seperti itu? Lagi dan lagi fikiranku tertuju padamu, fikiran-fikiran negaif menyelimutiku meskipun ku coba tepis semua dan percaya padamu. Tapi sikapmu akhir-akhir ini membuat batinku semakin tak tenang, sakit sungguh sakit, bahkan sampai detik ini dada ini begitu sesak dan aku tak tau apa yang kamu lakukan kini di sana... kabarmu pun aku tak tau...

Siang ini kuliah hari terakhir sebelum libur, tapi begitu malas tak ada semangat sedikitpun... aku tak tau mengapa dirimu terus selalu ada di benakku...

Sore ini hujan begitu lebat, aku masih menunggu teman-temanku dan dosen. Tapi tak ada satupun yang datang, aku sendiri. Terasa sepi, sakit dan ingin menangis... melihat rintik hujan yang semakin deras, dingin... tapi hatiku lebih dingin...

Air mata ini hampir jatuh, tapi tiba-tiba semuanya datang masuk ke kelas... namun, fikir ini masih tertuju padamu...

Senja masih terhalang oleh hujan yang begitu lebat, mungkin itulah isyarat alam terhadap diriku...

Jalan dan sawah terkena banjir, tanah longsor. Hujan deras masih mengguyur Garut dan mengguyur hatiku yang sedang mengharu biru.

Aku berusaha melakukan apapun untukmu, aku berusaha menjadi apa yang kamu inginkan. Tapi, salah kamu hanya menginginkanku seperti wanita yang kamu cintai. Pun malam ini, aku berusaha mengumpulkan semua asa yang ada untuk menhubungimu. Tapi apa yang aku dapat, tak sedikitpun kau menginginkannya. Tak sedikitpun jawaban yang kamu berikan...

Jelaslah kini, aku memang tak ada lagi dihatimu... Enough, ini semua berakhir...

Hujan air mata, dadaku begitu sakit... ingin rasanya berteriak... inginnya rasanya melepaskan dirimu dari hati dan fikiranku... karena teramat sakit yang ku rasa kini... tak tertahankan... seandainya aku bisa tuk mengeluarkanmu dari hati dan fikiranku detik ini juga...

Aku tak sanggup lagi... aku tak tahan lagi... hati ini seperti tercabik-cabik... kemana janji-janjimu dulu.. aku tak sanggup lagi... sampai kapan kau biarkan aku seperti ini tanpa ada sedikitpun penjelasan... hanya sakit yang tersisa...

Dan tak akan ada lagi cinta untuk siapapun... karena cinta adalah luka...

Dalam hati kan ku tanamkan... “Aku tak mau lagi jatuh cinta, aku tak mau lagi berkorban demi laki-laki... aku tak mau lagi...” cukup ini yang terakhir kali aku meneteskan air mata,,,

Jumat, 23 Desember 2011

Hari-hariku Tanpamu #Part 2


# Hari ke empat tanpamu

Pagi ini aku memeriksa tumpukan kerajinan tangan anak-anak, karena hari ini adalah hari terakhir untuk pengumpulan nilai raport. Dan terburu-buru masuk ke kelas, memberikan tugas untuk nilai tambahan. Alhamdulillah... perhitungan nilai selesai. Tinggal pulang dan bersiap-siap untuk asistensi kembali, tapi ibuku mengajak untuk pergi ke puskesmas.

Tapi tiba-tiba ada sms, “Teteh lagi dimana?” dan ternyata sms dari adikmu.

Kenapa? Ngambil raport ya?” aku bertanya, karena hari itu adikku juga dibagi raport.

“Iah, harus diambil sama orang tua, kalau g g dikasihin”,

“ya, nanti ke sana Insyaallah...”,

ya tapi sekarang, soalnya keburu udahan”

” ya nanti juga bisa langsung didatangi wali kelasnya”

Adikmu terus-terusan sms... akhirnya dengan terburu-buru aku balas smsnya..”Tunggu za sekitar 5 atau 10 menit lagi”. Kau tau bagaimana sifatnya...

Setibanya di sana... katanya raportnya sudah diambil karena izin dari istri mudir. Lalu, sms darimu datang, memintaku untuk mengambilkan raport adikmu dengan bahasa yang sungguh formal. Sakit rasanya hati ini, kau menganggapku sebagai orang lain, dengan panggilan yang berbeda. Tiga hari tanpa sms, sekalinya sms seperti ini. Badanku begitu lemas, kepala terasa pening, dan hatiku... hatiku tentu saja berdetak tak beraturan. Aku hanya bisa diam, diam menyimpan dalam-dalam perasaan sakit ini. Dan terlintas dalam fikiran kamu sudah tak mencintaiku lagi...

Aku, adikmu dan temannya pergi mencari makan... dan aku tak berkata banyak... karena hati dan fikiranku masih tertuju padamu... tertuju pada sebuah luka...

Aku pergi ke kampus untuk asistensi, terasa malas sekali... terasa lelah sekali... tapi yang paling ku rasa terasa sakit sekali... mencoba melupakan semuanya sejenak... dosennya tak ada, mau tidak mau aku yang harus menerangkan materi hari... Entahlah, kau hanya berusaha...

Praktikum berakhir, tapi rasa malas dan sakit masih menyertaiku... sungguh tak nyaman, tak bisa melakukan hal apapun. Dan membosankan berada di tempat ini, tapi urung rasanya hati untuk melangkah pulang.

Kembali ke rumah, berharap ada ketenangan yang menyelimuti jiwa. Tapi, harapan tinggal harapan... batinku semakin tercabik-cabik, fikirku semakin tak menentu. Masalah yang disebabkan adikku, bertambah... menyiapkan telinga untuk mendengarkan khutbah di malam yang penuh kelelahan itu. Tiba-tiba adikku yang kecil pulang, menangis karena HP nya hilang. Bertambahlah masalah di malam itu, belum nenekku yang ikut-ikutan berkomentar. Argghhhhhhhhhhhhhhhh....penat rasanya kepalaku, sakit rasanya hatiku, situasi ini membuatku bertambah tak nyaman. Sikapmu, tugas-tugasku, aktifitasku, masalah di rumahku., masalah di kampus, dengan temanku, dengan dosen. Semua ini membuatku semakin tak tahan lagi... Aku ingin pergi... lagi aku ingin segera pergi dari semua ini...

Malam ini, bertemankan air mata yang tak mampu lagi aku tahan... tak ada tempat untukku berbagi... tak ada lagi yang bisa ku percaya... aku sendiri...bertemankan malam yang sepi dan terlelap dengan sakit yang membekas dalam di hati...

#Hari ke lima tanpamu

Mungkin lebih tepatnya, beberapa bulan tanpamu. Kehilangan dirimu yang dulu....

Pagi ini semua terasa tak menarik lagi, tak ada satupun hal yang mampu membuat semangat ini bangkit lagi. Masih merasakan sakit...

Kuliah, dengan fikiran yang masih tak terarah...

Tak ada tempat yang nyaman lagi kini, menghindari semua orang dan menyendiri di musahala ini. Entah harus bagaimana aku sembuhkan luka, luka itu begitu dalam dan mencapai puncaknya. Tak ada tempat yang membuatku nyaman, tidak di rumah dan tidak pula di kampus, tak ada manusia yang bisa membuat hatiku tenang saat ini. Aku hanya menikmati luka dan berharap semua ini segera berakhir, dan aku tetap mampu bertahan meski tanpamu di sisiku...

Tapi aku masih sakit, dan entah kapan luka ini akan sembuh... Aku tlah lelah...

Siang masih berlangsung, menunggu anak-anak kampus yang tak kunjung datang, jadwal keputrian. Harapanku semakin luntur, semangatku semakin pergi menjauh. Segala usaha sia-sia, tak ada yang menghargainya. Aku sungguh lelah untuk berusaha memberikan yang terbaik bagi siapapun, begitu juga untukmu. Karena apapun yang aku lakukan semuanya tak berarti, apalagi untukmu. Sungguh aku benar-benar lelah menghadapi hidup ini... dada ini semakin sesak dan tak tahan untuk segera pergi sejauh mungkin... Hanya beberapa dosen dan staf yang hadir, tak apa dari pada tidak sama sekali.

Dua teman asisten menhampiriku, membicarakan masalah “honor” yang katanya tak sesuai dengan waktu yang kami luangkan. Sedangkan asisten lain mendapatkan honor yang lebih, mau tidak mau harus meluruskan masalah ini selesai kuliah nanti. Di waktu kuliahpun fikiran masih tertuju pada hati yang merasa kosong dan kehilangan harapan. Selesai kuliah, bergegas menuju jurusan (protes ke bapa kajur). Setelah perdebatan yang cukup panjangm akhirnya protes kami diterima dan mau tidak mau tugas baru menyusun jadwal pelaksanaan praktikum yang telah berlangsung.

Senja tlah datang, rasa malas kembali menyerang tak mau pergi. Merasa tak nyaman berada di kampus dan merasa enggan untuk pulang. Sungguh tak nyaman..

Pun malam ini, tak ada lagi sms darimu bahkan untuk sekedar menanyakan kabarku. Mungkin semua ini tlah berakhir, semuanya cukup sampai di sini. Ingin rasanya menangis, berteriak dan berharap aku bisa melupakan semua ini. Semua yang terjadi menghancurkan harapan dan semangatku. Beberapa hari tanpamu pun terasa tak nyaman, bagaimana jika harus selamanya kehilangan dirimu. Aku tak tau, tapi aku tak boleh terus seperti ini. Bagaimana jika taqdirku bukan denganmu, membayangkannya pun aku tak sanggup, bagaimana jika semua itu menjadi kenyataan.

Aku terluka, karena ternyata kamu tak peduli sedikitpun kepadaku...

Rabu, 21 Desember 2011

Hari-hariku Tanpamu


Ketika aku meyakinkan diri untuk tak selalu bergantung pada hadirmu...

Sore itu, dirimu menawarkan dua hal padaku, pulang saat itu atau dirimu pulang karena sudah kedinginan... Dan aku berikan jawaban terserah, memberikan kebebasan padamu tuk mengambil keputusan yang lebih baik menurutmu... menjemput dan mengantarkanku pulang, aku rasa bukan ide yang baik karena semuanya akan berlalu begitu cepat, seperti biasa...tanpa ada ucapan apa-apa padahal 3 minggu sudah kita tak bertemu dan hanya sedikit berkomunikasi (kamu mulai sibuk dan cuek)...ditambah aku masih rapat di BEM untuk acara besok...dan, lagi pula dirimu mulai kedinginan karena kehujanan, entah darimana...kamu tak bilang apa-apa, kamu pulang pun aku tak tau...dan sesuai perkiraanku kamu memilih untuk pulang... tapi tak seperti biasanya, tak ada rasa kesal ketika kamu memutuskan itu tanpa sedetikpun bertemu denganku, mungkin karena diriku tak terlalu berharap kamu pulang minggu ini dan menemuiku...dan sudah berfikir, kamu tak niat bertemu denganku...jadi mending ga usah...meskipun sedikit kecewa mendarat di hatiku, tapi tak apa... ini bukan untuk yang pertama kalinya...sudah biasa...

Tapi kekecewaanku bertambah melihat statusmu...bisa-bisanya kamu bilang seperti itu... dan aku merasa...tak ada sedikitpun keinginanmu tuk bertemu denganku lagi...kamu tak membutuhkanku...tapi biarlah...mungkin kini aku harus belajar untuk tak selalu bergantung pada hadirmu... Dan aku akan mencoba...

#Hari pertama tanpamu

Seperti biasa, hari Senin adalah hari mahasiswa, hari bebas dari aktifitas perkuliahan dan hari dimana setiap mahasiswa melakukan aktifitas organisasi dan berkaya... dan kegiatan minggu ini adalah diskusi bersama lembaga dan SENAT mahasiswa...

Perasaan yang sama selalu hadir ketika kami dari BPM dan BEM mengadakan acara dan undangan kepada mahasiswa, cemas... itu yang kami, khususnya aku selalu rasakan. Kesekian kalinya ketika kami mengundang hanya segelintir mahasiswa yang selalu datang, entah mengapa... hal ini dirasakan semenjak kekosongan kepemimpinan di kampus kami, sampai terpilihlah rekanku sebagai ketua BEM dan aku sebagai ketua BPM, tentu bukan menjadi hal yang mudah mengisi sebuah kepemimpian yang telah lama kosong, ditambah lagi dengan iklim kampus yang “study oriented” (bukan rajin dengan tugas-tugas yang memang segunung, tapi rajin ngeluh dengan tugas yang bejibun ni) sungguh heran, tiap diajakin organisasi dalihnya tugas kuliah yang banyak, tapi tugaspun tak mereka kerjakan, kuliah jarang, bahkan jadwal uliah za mereka g tau, tiap pagi selalu saja di HP ku mendarat pertanyaan tentang jadwal kuliah..ah cape dechhhh... selain kondisi kampus yang emang bukan jadi kampus yang strategis untuk berorganisasi, genderku yang berbeda dengan rekan-rekan yang lainnya sedikit banyak menjadi masalah dan rasa canggung tersendiri, bagaimana tidak... diantara banyaknya laki-laki di kampus malah aku yang seorang perempuan menjadi ketua dari sekian banyak laki-laki itu... wah...dunia kiamat kali yaaa...dimana tu muka cowo2 ditaruh...

Tapi bukan hanya itu, dirimu pun bahkan tak setuju...dan menyuruhku untuk mengundurkan diri dari ketua...ah..egois...

Pagi itu, sebelum diskusi panel dan diskusi SENAT... aku memimpin rapat kecil BPM, yaa karena anggotanya yang memang sedikit. Setelah merumuskan program kerja untuk tahun depan...aku menuju aula tempat kami akan melakukan diskusi. Tapi... nah lhoo sepi g ada orang satupun... Saatnya sms semua anggota BEM dan BPM pada kemana nih?? (hehe mentang-mentang pengawasnya). Yaa banyak alasan yang keluar, dan mereka bilang sebentar lagi nyampe. Yo weslah aku putuskan untuk mengisi perut terlebih dahulu karena acara hari ini berlangsung sampai sore hari, belum lagi acara UKM seni selepas ashar. Setengah jam hampir berlalu, dan ketika kembali ke aula...subhanallah...masih belum ada orang dan ruangan masih berantakan... Akhirnya bersama ade kelasku menuju BEM dan mengambil peralatan kebersihan... dan mulai untuk menyapu lantai sambil beresin deretan kursi di aula yang lumayan cukup besar. Sampai datanglah sang ketua BEM... tapi belum nampak peserta yang datang... aduh,kali ini mereka datang apa tidak yaaa... masalahnya acara kali ini melibatkan ketua jurusan masing-masing.

Tapi sungguh tak diduga, Ketua ternyata datang bersama reng-rengan staf dan dosen...weww mentang2 ada dunungan...hehe jadi pada datang gini... tapi, Alhamdulillah yaa sesuatu bgt..hehehe.. dan tak disangka dan diduga pula, mahasiswa yang biasa ogah-ogahan dateng pada dateng meskipun ada beberapa perwakilan yang tidak bisa datang... tapi, cukup bagiku..legaa...mudah-mudahan acara lancarrrrrr....

Saat acara hendak dimulai, pa Prof memintaku untuk duduk di samping beliau...duhhh sumpah dah..deg-degan... sosok beliau yang begitu ber”Kharisma” membuatku jadi salah tingkah kalau dekat beliau... maklum pintarnya itu selangit... tapi meskipun beliau seorang kepala, beliau tetap rendah hati dan begitu dekat dengan mahasiswanya... sungguh menanamkan prinsip ilmu padi...semakin berisi semakin merunduk... kelak aku pun ingin seperti beliau...tapi satu pertanyaan terlontar dari bapak Prof, “Kharisma, upami mamah ageung atanapi alit?” nah lhooo aku jawab za..”Ageung pa..” eh..pa prof sambil ketawa malah bilang..”Naha da ninggal Kharisma mah alit” twewwww...@@@@ mulai dech ngomongin fisik...Pa Prof malah meneruskan pembahasannya dengan bapak PK III. Haduhhh...

Acara pun dimulai... lontaran pertanyaan begitu panas... tapi semua itu ditanggapi beliau dengan tenang dan bersikap bijak... ah bener dahhh ni pa prof... sampai akupun larut dengan semangat menggebu-gebu menyampaian pendapatku langsung kepada pa prof, tanpa aku sadar kami berbicara seolah seperti tidak dalam forum..begitu santai...haduh..malu dah ma dosen yang lain...hehehe... sampai acara pun berakhir dengan jawaban yang cukup memuaskan... selesai acara, aku, pa prof dan pa kajur sempat berdiskusi sedikit... tiba-tiba pa Prof kembali bertanya,

Kharisma, lulus iraha?”

“Tahun depan pak, insyaallah...”

“Semester sabaraha ayeuna teh?”

“Semester tujuh pa, tapi tos teu aya kuliah deui margi semester delapan tos dicandak sadayana”

“Pa, tong dikasasahakeun ieu budak. Bimbing usahakeun 3,5 tahun uda beres.” Pa Prof berbicara kepada bapak Kajur.

Sambil berdiri pa Prof menanyakan prestasi akademikku kepada kajur...lalu...

Kharisma, minat jadi tenaga pendidik ga? Kalau minat nanti di sekolahin ke Bandung.”

Haduh...serasa dapet durian runtuh dah...tapi ga sakit sihh.. Tawaran beasiswa S2?? Haduhh..jawab apa ni... sejenak berfikir... bagaimana dengan rencanaku untuk tinggal di luar jawa bersamanya... tapi...ah itu juga belum pasti, masa melepaskan kesempatan langka... jadi ga perlu biaya sendiri tuk nerusin kuliah S2... dan impian jadi dosen ada di depan mata... Dalam keadaan setengah sadar aku menjawab...

“Mangga wae pa abdi mah teu langkung bapa” dengan ekspresi yang menahan girang yang teramat sangat.... takutnya dianggap lebay ma pa Prof..hehehe

“Atos pa, atos ngajar...” pa kajur menjawab pertanyaan pa Prof

“Atos, ngajar dimana?”

“Di SD pa” jawabku

“Ya lah nanti dibicarakan lagi...” Pa Prof berlalu keluar bersama dosen yang lain. Tinggal ada beberapa dosen di sana... dan aku melanjutkan pembicaraanku dengan pa kajur, kali ini tentang tema Tugas akhir / Skirpsi yang harus aku ambil... aduh pa...laporan KP aja blom... uda harus ke TA...

Sejenak istirahat shalat, dan memulai diskusi kembali... kali ini hanya dengan mahasiswa saja... ya tentu... makin sore makin panas... dengan pendapat-pendapat yang makin panas... Tapi beruntung... semuanya dapat terjawab dengan baik... mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk keberlangsungan ORMAWA...

Dan istirahat ke dua... waktunya makan dan shalat... dilanjutkan dengan acara UKM seni...melelahkan... meskipun akhirnya acara UKM hanya diisi dengan suara-suara yang kurang enak didengar... hehe...tapi enjoy aja... dan keletihan pun melanda... segera pulang dan bersiap membaca materi untuk asistensi besok... tapi semua itu tak terlaksana... hanya mendapatkan kabar tentang pembimbing KP... “mas brow” wah..kacau... meskipun ada beberapa hal yang tidak sesuai harapan... tapi sungguh hari yang berkesan... dan aku larut dalam keletihan dan perasaan kehilangan...hingga akhirnya terpejam...

Melewati hari pertama tanpamu...

#Hari kedua tanpa hadirmu

Pagi itu bangun terlambat... masih sempat ku lirik Hp... ah...pasti tak ada sms darimu... dan ternyata benar... masih kukuh dalam kediaman...

Berangkat ke kampus dan langsung menuju Lab... dosen sudah hadir dan sudah menerangkan bahan praktikum... aku duduk di samping adik-adik kelasku... karena hari ini bagian pa dosen yang menerangkan... paling ga istirahat dari menerangkan materi praktikum... hehe makan gaji buta yaaa...

Tiba-tiba aku dipanggil keluar oleh sang dosen... di luar kami membicarakan kepanjangan dari permasalahan kemarin yang ternyata ada buntutnya... haduhh ternyata sesuatu itu memiliki manfaat dan madharatnya yaa... belakangan dari penjelasanku dan pembicaraan sang dosen, semakin jelaslah inti permasalahan... ternyata bukan mahasiswa saja yang suka berantem dan diem-dieman... dosen juga ga jauh beda... halahhhh...

Clear... aku kembali ke ruang lab... dan dua orang temanku sesama asisten yang baru datang menghampiriku... aku ceritakan saja apa yang terjadi...sungguh jantungku masih berdetak kencang... haduh masalah sepele ternyata bisa berujung panjang...

Tiba-tiba sang dosen menghampiri kami kembali, menceritakan semua permasalahan yang terjadi... curhat ceritanya..hehehe... semakin jelaslah permasalahan... dan kepalaku pusing... entah siapa yang harus aku percaya... ah jangan difikirin aja dech... itu urusan antar dosen..tugasku hanya mengurusi mahasiswa aja... itu juga uda susah...haduh...kepalaku makin terasa sakit...

Selesai praktikum dan ngegosip sebentar dengan teman asisten yang lain, akhirnya menuju BEM untuk cari pengganjal perut... maklum tak sempat untuk sarapan...

Tak lama kemudian 3 orang teman sesama asisten yang berbeda kelas denganku, seperti biasa mengajakku untuk hunting bakso... Di tengah perjalanan hujan turun dan semakin deras... alhasil baju basah semua... wah wah..nasib tiap hari selasa selalu keujanan...

Akhirnya nyampe di tempat bakso... makan bakso panas-panas di cuaca hujan yang deras dan perut yang lapar... terasa nikmat...Alhamdulillah... kenyang... gratis pula...hehehe meskipun baju basah dan mulai kedinginan...sepertinya harus langsung pulang..tapi tas masih ada di BEM... dan pulangpun diguyur lagi dengan air kubangan bekas hujan di jalan raya..tambah basah dech...

Setelah berapa lama di BEM dan sedikit membahas isi laporan KP... badanku mulai terasa tak enak... beruntung jadwal ngaji dipindah ke hari lain, akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan beristirahat...

Sesampainya di rumah aku makan nasi, karena harus minum obat dan berharap sakit kepalaku segera reda... selesai makan dan kekenyangan, aku mencoba menghangatkan badan dengan selimut... dan... terlelap...

Ketika mata terbuka dan menoleh ke arah Hp, astagfirullah jam tujuh malam...2 Shalat terlewat... aku balas sms sahabatku dan bilang kalau aku ketiduran, dan dia menyarankan untuk segera shalat sebelum waktu shalat berakhir. Akhirnya dengan kepala yang masih berat dan badan yang begitu lemas, menyegerakan diri untuk mengambil wudhu dan shalat dirafel...hee setelah shalat isya, menonton TV sejenak, minum obat dan kembali untuk tidur..........

Semoga dalam mimpi bertemu denganmu...

# Hari ke tiga tanpa hadirmu

Tepatnya hari ini,,

Pagi ini masih berusaha menengok HP tapi tak ada... dirimu masih tak ada dan diam dalam kebisuanmu... lelah rasanya terus seperti ini... tapi, aku jalani saja...

Pagi ini bangun lebih awal, bagaimana tidak? Dari sore hari terlelap tidur dalam buaian obat. Hehe

Aku lihat cucian piring dan baju begitu banyak, akhirnya aku putuskan pagi ini untuk mencuci... selesai Shalat, merendam baju dan mulai mencuci piring... jadi pembantu sehari...hehehe

Selesai dengan cucian, menyetrika, mandi dan berangkat ke kampus untuk asistensi lagi... seperti biasa... tak sempat sarapan...

Hari ini, tak sesantai kemarin... banyak program error... dan mengharuskanku untuk berpindah dari satu komputer ke komputer lain... melelahkan... namun cukup untuk memalingkan fikiranku darimu...

Sakit kepalaku kembali kambuh... sakit rasanya... selesai asistensi, aku pergi ke BEM untuk mencari pengganjal perut. Dan teman-temanku betah di rumah nampaknya, saat libur mana mau mereka ke kampus... dan BEM pun sepi...

Dengan kepala yang semakin sakit dan tak ada teman yang datang kecuali PRESMA, akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan makan di rumah...

Adzan dhuhur belum berkumandang... setelah sampai, langsung ku tuju dapur, lalu selesai makan satu butir obat sakit kepala dan satu butir obat penambah darah masuk di tenggorokanku... sakitnya semakin terasa... selepas shalat, mencoba mengalihkan perhatian dari sakitku dengan menonton TV sampai ashar. Setelah itu memaksakan diri untuk memasak... dan makan masakan sendiri, soalnya perut uda laper lagi...hehe

Ketika makan, fikirku masih tertuju padamu...

Kalau jadi kuliah di bandung, bisa lebih dekat denganmu... memasakkan makanan untukmu dan kamu mengantarku untuk ke kampus... karena seperti yang kamu tau, aku tak tau daerah bandung... tapi, langsung saja ku tepis semua anganku... apa semua itu mungkin terjadi? Setelah keadaanku dan dirimu seperti ini... jauh, dan semakin jauh, semakin tak peduli dan semakin terasa aneh...

Badanku masih merasa tak nyaman... ditambah dengan hati yang tak nyaman pula...

Detik ini aku masih memikirkanmu... bahkan ketika kamu online dan tak menyapaku sama sekali... kau anggap apa aku ini?????????????????

Ingin rasanya hati ini, fikir ini tak tertuju lagi padamu, tak bergantung lagi padamu... karena rasanya aku masih belum yakin dengan perasaanmu, dengan sikapmu, dan dengan taqdir yang belm kita ketahui... apakah semua penantian ni, semua kesetiaan ini, semu pengorbanan ini akan berakhir sia-sia???

apa salahku kau buat begini
kau tarik ulur hatiku hingga
sakit yang kurasa

apa memang ini yang kamu inginkan
tak ada sedikit pun niat tuk
serius padaku

* katakan yang sebenarnya
jangan mau tak mau
seperti ini

D’masiv bilang sich kaya gitu...

Entah sampai kapan seperti ini... mengubur semuanya dalam ketidakpastian... bertahan dengan sikapmu yang semakin tak ku mengerti... masihkah kau mencintaiku??? Benarkah aku yang kau inginkan???

Aku lelah... aku masih tak mampu melepaskan dirimu dari fikirku... pun malam ini mataku tak mampu terpejam... lisanku tak mampu terucap pada siapapun, tentang sakitnya jiwa ini... aku kehilanganmu... tak ku temukan lagi dirimu...

Tak sanggup tanpamu...

Sampai kapan aku harus melewati hari tanpa hadirmu...

Matahariku...