Sedihku bertahan untukmu mungkin tak
dapat kau rasakan, tangisku saat bertahan untukmu mungkin tak dapat kau dengar,
takutku saat kerikil2 kecil menghiasi perjalanan kita mungkin tak dapat kau lihat. Disaat semua keadaan yg tak
berpihak pada kita itu memaksaku tuk berhenti bertahan, aku masih bisa tuk
bertahan dalam tangisan. Meskipun semua yang aku rasakan dan aku takutkan
mungkin tak kau angga sebagai sesuatu yg berarti untukmu, karena kau tak ada
dalam posisiku. Aku mencoba dan terus mencoba memahami, mengalah dengan
perasaanku dan mendahulukan rasionalitasmu. Namun ternyata, tak selamanya
seperti itu. Aku kalah, karena goresan2 kecil batu2 kerikil itu dan aku kalah
pada perasaanku sendiri. Rasa takut itu bercampur dengan sakit, dan akhirnya
logika terlempar pada sebuah tempat yg memilukan.
Aku tak pernah meminta tuk
mencintaimu sedalam ini, aku juga tak pernah meminta tuk begitu merasa takut
dan sakit saat kehilanganmu, aku juga tak pernah meminta hati ini tak tenang
saat dirimu bersama atau membicarakan tentang wanita lain. Aku tak pernah
meminta dan aku tak ernah ingin. Yang aku ingin adalah aku memiliki cinta yg
biasa sama seperti wanita lainnya, cemburu yg sama seperti wanita lainnya. Aku ingin
mencintaimu dengan sewajarnya saja. Agar aku tak takut tuk kehilanganmu, dan
tetap berdiri tegar meskipun aku harus kehilangan semua perhatianmu dan semua
cintamu. Aku juga ingin setegar karang dilautan. Namun, dapatkah kau jelaskan
dengan logikamu, aku harus apa dan bagaimana.
Kini bahagiamu terusik oleh
kehadiranku, ketenanganmu terusik oleh perasaanku. Dan mungkin kau tak pernah
tau. Aku lebih tak tenang darimu. Ketika kau berkata akan meninggalkan orang yg
tak mengertimu, sakit. Padahal aku telah menyiapkan diri sekian lama agar tegar
jika suatu saat takdir kita memang tak bersama, kau pergi meninggalkanku, atau
aku pergi meninggalkanmu dan menyerah tuk bertahan lebih lama lagi. Tidakkah kau
pahami itu? Aku pun tak mampu menjabarkan bait2 perasaanku saat ini. Aku semakin
merasa tak pantas untukmu, dan kau berhak mendapatkan wanita yg lebih
mengertimu dan tak mendahulukan perasaannya tapi mendahulukan logikanya. Aku merasa
tak berguna dan tak mampu memahamimu. Kau benar, semakin aku takut
kehilanganmu, maka aku akan semakin kehilanganmu... tapi aku bisa apa,
sementara aku sudah terlanjur jatuh dan perlahanpun kehilanganmu.
Akhirnya aku kalah pada
keyakinanku sendiri, biarlah kamu dan mereka yg tak memnginginkanku bahagia tanpa
kehadiranku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar