***(Cakrawala Aksara Gusti De Grun)***
Expresikan Imaginasimu!!!!

Senin, 22 Maret 2010

~*~*{CINTA JERAWAT CINTA}*~*~

Namaku Afia Fajri Nafsa, aku biasa dipanggil Fia. Kata temen-temenku sich aku orangnya rame, nyebelin, tapi tentunya aku care donk sama temen-temenku. Nah, aku punya teman. Kalo Ratu bilang sich teman sepermainan getho. They are my best friend, secara mereka tuch soulmate-ku . One of them paling allergy sama yang namanya cowok. Dia bilang cowok cuma bisa bikin sakit hati, lagian pacaran itu dosa. Gak ada dalam agama. “Aku gak percaya Cinta!” Lah, padahal namanya sendiri Cinta. Kadang aku juga merasa aneh dengan sikapnya, kox bisa yach orang sefanatik itu?
Beda lagi ma temenku yang satu ini, Anti. Namanya sich Anti, tapi dia sama sekali gak anti ma cowok, malahan dia tuch suka riweuh sendiri kalau ada RG lewat, yach….. CPCP getho.. alias Curi Pandang Cari Perhatian. Weciiss…. beda banget!! Temen-temenku itu sangat bertolak belakang, apalagi kalau mereka sudah debat masalah cowok!! Cape dech!!!
“Hari ini ada rapat, jadi kalian jangan dulu pulang!” Ibu UG memberikan ultimatumnya.
“Memangnya rapat apalagi sich Sya? Perasaan baru kemaren kita rapat, kox udah rapat lagi sich?” Nadia menghampiri Nasya yang sedang berdiri di depan kelas memberikan pengumuman.
“Rapat untuk acara LCT bulan depan.” Nasya duduk kembali ke tempat duduknya.
“Sya, itu program kerja Bidang Penalaran dan Intelektual donk!” aku mengerutkan keningku.
“Fia, siap kerja? Ini khan program kerja kita.” Icha berjalan ke arahku. Sedangkan aku hanya bisa menggigit jariku. Ya… kerjaan lagi dech!
“Aduh, aku baru ingat acara LCT khan… bareng RG. Ya khan Sya?”. Aku menoleh ke arah Cinta yang mulai menunjukkan muka masamnya. Gawat!!

~*~Next~*~

Setelah beres rapat, Cinta marah-marah. Gak tau kenapa, gak jelas!
“Duch aku BT nech sebidang sama orang yang gak bisa diajak kompromi. Maunya apa sich tu cowok? Nyebelin banget!!”
“Oalah Ta, kepriben toh ndu…ndu? Ono opo? Cerita donk ma aku!” Oalah, aku mulai ketularan logatnya si mbok jamu!!
“Aduh Fia, aku gak tahan dech! Masa sich sebidang sama RG yang kalau ditanya Cuma bilang –Tenang za nanti juga beres!-. Laki-laki macam apa seperti itu? Tidak bertanggung jawab! Lagian kenapa sich mesti kerjasama sama RG? UG doank khan juga bisa! Lagian RG cuma nyusahin doank! Mendekatkan kita pada maksiat! Zina mata…”
“Ya jangan terlalu benci lho Ta! Nanti malah balik suka! Khan kamu sendiri yang repot!”
“Aku gak akan pernah suka sama RG, lagian juga pacaran itu dilarang agama! Dosa… ingat itu!” dengan sinisnya Cinta berlalu pergi ke arah gerbang.
Aku mulai cape juga menghadapi sikap Cinta yang terlalu fanatic sama masalah cowok. Masa pake acara khotbahin semua UG supaya mereka gak pacaran? Katanya dosa, harus jaga khalwat, untuk suami nanti, atau apalah segudang khatbah lainnya.
“Fia, Aku seneng banget dech! Aku khan sebidang sama Cogan, Fi!” dengan ala riweuhya Anti tiba-tiba datang mencubit pipiku.
“Aduh, sakit donk! Maksudnya…. Cowok Ganteng getho? Emangnya di RG ada cowok ganteng getho? Baru tahu!”
“Fia, kemana aza sich? Tahu khan…yang namanya Akmal? Itu lho anak XI IPS I.”
“Oh.. kirain Anto? He..he..he.. secara khan keren tuch! Anti vs Anto, nanti anaknya Anta! Ha..ha..ha.” Anti pun memanyunkan bibirnya yang kecil.

~*~Next~*~
Hari-hari pun berlalu, kami semua sibuk dengan tugas masing-masing. Aku sibuk mengurus soal-soal LCT, begitupun Cinta sebagai Sie. Acara. Anti tak kalah sibuk, meskipun kesibukannya sebagai Sie. Pubdekdok Cuma bisa jeprat-jepret RG doank. Dasar Anti!
Akhirnya acara itu pun selesai, ya kurang lebih seperti yang kami harapkan. Kelelahan benar-benar mendera tubuh kami. Rasanya… pengen liburan. Tapi tugas didepan sebagai ketua HI masih menunggu, mau gak mau aku harus tetap focus sama kerjaan. Ada yang berbeda dari teman-temanku akhir-akhir ini. Mereka jauh lebih dekat, lebih akrab, tidak seperti biasanya…suka berantem kayak kucing vs anjing. Sekarang mereka berdua akur, meskipun kadang-kadang mereka masih tetap berseteru. Ya.. Alahamdulillah…setidaknya volume perselisihan mereka berkurang. Meskipun aku sempat terheran, namun akhirnya aku merasa tenang.
Cinta menangis ketika aku datang, semua teman-teman bertanya. “Ada apa Ta?” tapi Cinta tidak menjawabnya. Kira-kira ada masalah apa yach? Sampai membuat Cinta menangis seperti itu, biasanya kalau dia nangis pasti karena marahan sama Anti. Tapi, mereka khan akur-akur aza… lalu apa yang sebenarnya terjadi? Aku mendekatinya.
“Ta, kenapa nangis? Kalau punya masalah cerita aza! Kita pasti bantu kox!” aku membelai kepalanya, berharap dia bisa lebih tenang. Perlahan Cinta mengangkat kepalanya…
“Aku jerawatan Fia….” Dia menjerit dengan muka yang memerah karena malu.
Semua anak-anak kelas XI IPA 2 tertawa terbahak-bahak.
“Aduh Cinta kirain ada apa? Emangnya selama ini kamu gak pernah jerawatan yach?” Nadia pun akhirnya berkomentar, sementara semua anak-anak XI IPA 2 masih tertawa mendengarnya. Lucu kata mereka, kita sich sudah biasa jerawatan.
“Gak pernah, mana gede lagi. Di hidung banget nich! Gimana donk?”
“Itu sich jerawat tanda Cinta.” Celetuk Anti dari belakang.
“Eh iya, ada jerawat khan ada Cinta.” Nadia menambahkan.
“Wah, jangan-jangan anak mami yang satu ini lagi jatuh Cinta yach??” Nasya yang biasanya diem jadi ikutan komentar. Sementara Cinta tersipu malu, wajahnya kian memerah.
“Ada yang terkena virus merah jambu nech!” semua orang mulai menggoda Cinta yang masih sibuk menutupi jerawatnya. Dan aku hanya ikut-ikutan tersenyum. Tapi, apa benar Cinta yang anti Cinta sedang jatuh cinta??

~*~Next~*~
Aku mulai mendengar kabar burung, katanya Cinta sering jalan sama RG. Nonton berdua, makan berdua, sampai main ke kostan RG. Aku tak percaya, masa seorang Cinta yang allergy cowok sekarang seperti itu? Bukannya dia sendiri yang bilang kalau dia benci cowok, pacaran itu dosa, semua ini untuk suamiku… jadi aku gak boleh menghianatinya, dan segudang alasan lainnya yang membuatku yakin kalau dia gak akan terjerumus ke dalam lubang dosa. Tapi bagaimana mungkin aku tak percaya? Sementara bukan hanya satu atau dua orang yang mengatakan hal itu padaku. Katanya Ustadz pun sudah tahu. Oh Cinta…. Benarkah?
Ketika pelajaran Matematika berlangsung, aku melihat Cinta tak konsen dengan pelajarannya. Aneh, dia paling suka dengan pelajaran Matematika, tapi…
“Cinta, coba kerjakan ini ke depan!” seperti biasa, Bu Nava menyuruh Cinta mengerjakan soal latihan. Tapi, tampaknya Cinta sedang melamun. “Cinta, kerjakan latihan ini sekarang!” suara Bu Nava sedikit meninggi, berkali-kali beliau memanggil Cinta, tapi Cinta sama sekali tidak meresponnya. Akhirnya Bu Nava mendekati bangkunya, Bu Nava merampas sesuatu dari tangan Cinta. Oh tidak…. Itu foto RG, Rasya.. ya itu foto Rasya. Dia anak XI IPA 1. Tapi apakah benar kehadiran Rasya yang selama ini banyak merubah Cinta? Seseorang yang dulu Cinta benci sebagai koordinator Sie. Acara dalam LCT. Benarkah? Aku tak percaya.
Cinta hanya tertunduk malu, dia tak berani menatap wajah Bu Nava. Wajah guru yang membanggakannya itu pun mulai memerah. Tampak kekecewaan yang sangat besar terpancar di raut wajahnya. Rasanya semua ini hanya mimpi… aku pun terduduk lemas….

~*~Next~*~
Cinta dipanggil ke kantor, akhinya dia pun membuat perjanjian dengan Ustadz. Aku semakin jauh dengannya, sementara Anti dan semua teman pun tampak enggan menemani Cinta, sedikit demi sedikt semua orang menjauhinya.
“Aku malas berteman dengan orang munafiq seperti dia! Dulu dia yang selalu ngomong sama aku_Jangan pacaran, pacaran itu dosa!_ sementara dirinya sendiri…. Apa yang sebenarnya dia lakukan? Bukannya itu yang namanya pacaran? Kemana-mana pergi berdua… Aku memang dekat sama RG, aku punya banyak kenalan di RG, tapi gak sampai pacaran khan?” Anti marah pada Cinta, sering kali dia memberikan sindiran-sindiran yang menyakitkan. Sementara Cinta sekarang lebih tertutup, dia jarang berbicara. Tiap kali aku dekati, Cinta selalu menghindar. Sampai akhirnya aku bingung untuk menghadapinya.
Belum lama perjanjian itu terjadi, aromanya pun masih sangat lekat dalam ingat. Ketegangan dan kekhawatiran yang semua anak kelas XI IPA 2 rasakan, masih menyisakan perihnya kerongkongan hingga kami pun enggan berbicara. Kami capek mendengarkan komentar dari kelas-kelas lain.
“Katanya Staf UG… tapi kox pacaran?” ucap salah seorang santri ketika kami berjalan bersama menuju kantin.
“Makannya jangan terlalu fanatic jadi orang, sekarang tahu khan gimana rasanya kalau kamu jatuh cinta?” dan masih banyak lagi pembicaraan yang mendarat di telinga kami.
Namun diatas itu semua, ada nilai yang terabaikan. Sepertinya Cinta tak menyadari hal itu. Kami kehilangan sosok Cinta yang dikenal sebagai seorang akhwat, kini tak ubah seperti wanita pada umumnya. Sosok seorang wanita yang lembut, kini tak ada bedanya seperti wanita murahan pemuja Cinta. Kami semakin tak mengenalinya, dia adalah sosok lain di kehidupan kami. Bukan Cinta, bukan Cinta yang kami miliki.
Cinta dipanggil lagi ke kantor. “Ada apa lagi ini?” Bisikku dalam hati. “Apa Cinta buat kasus lagi? Astagfirullah…” Semua anak-anak kelas XI IPA 2 mulai gaduh, mereka membicarakan Cinta. Perlahan aku mendekati mereka.
“Tahu gak sich? Aku gak percaya. Katanya tadi malam….” Pembicaraan Nadia terputus sampai disana, sepertinya dia ragu untuk mengatakannya.
“Tadi malam kenapa Nad? Atau… ada apa?” Aku tak sabar mendengarkan cerita dari Nadia.
“Sebenarnya tadi malam, Ustadz Anwar melihat Cinta boncengan bareng Rasya. Lalu Ustadz mengikuti mereka, katanya mereka pergi ke kostan Rasya. Dan dikamar kostan itu mereka sedang berkhalawat dan……..” Nadia menceritakannya dengan terbata-bata.
“Astagfirullah….” Semuanya menjerit. Perlahan tetes air mata menghujani XI IPA 2 dan kami berharap semua ini hanya mimpi… Oh andai jerawat itu tak pernah ada! Apakah benar jerawat itu tanda cinta? Apakah ini bukan hanya senda gurau Anti belaka? Yang dia katakan tentang jerawat yang membawa virus merah jambu. Andai aku tahu hal ini dari awal, aku akan mencegah semua ini terjadi? Andai kami tahu jerawat itu akan memisahkan kami semua dari Cinta, tak akan kami tertawa terbahak kala itu! Mungkin kami pun akan menangis seperti halnya Cinta menangis. Cinta, mengapa kamu buta? Kini bagi kami, yang sesungguhnya adalah ada jerawat tak ada Cinta…..

Garut, 29 September 2007
Teruntuk semua sahabatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar